Antologi Puisi Kemerdekaan
oleh: Enang Cuhendi
“Enam dalam Satu” merupakan kumpulan puisi peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan RI karya Enang Cuhendi. Kumpulan puisi ber-genre peristiwa ini mencoba merekam setiap peristiwa yang terjadi seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia (15 s.d. 22 Agustus 1945) dalam rangkaian puisi.
Puisi-puisi yang ada tergabung “Enam dalam Satu”, yaitu: “Tangis Sakura, luluhkan Ego, Ubin Sakura, Pekik merdeka dan Demi Ibu Pertiwi ditambah dengan Elangku Malang”
TANGIS SAKURA
15 Agustus 1945
Tangis lirih Amaterasu Omikami
Terurai air mata samurai
Kala sakura terkelupas dari kelopak
Terimbas ganas dentum atom
Hirosima meratap bersama
Nagasaki merintih sedih
Akhir kisah
Harakiri jadi pilihan
2021
Kekalahan Jepang Atas Sekutu 15 Agustus 1945
LULUHKAN EGO
Rengasdengklok kala itu
Rumah tua Djiaw Kie Siong
Jadi saksi abadi
Kala tuan-tuan berbincang
Saling-silang pendapat
Takluk menaklukan
Bersikeras dalam ego
Namun
Akhirnya tuan luluh
Bisa bersulang tanpa peluh
Sampan pun bersama dikayuh
Demi satu arah
Menuju terbit mentari esok pagi
Bandung, Juli 2021
Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945
UBIN MAEDA
Kala itu
Pekatnya jelaga malam Ramadhan
Diramaikan dentuman detak jantung
Di antara dinginnya ubin Maeda
Lembaran kertas terserak
Goresan tangan mencoba menata kata
Mendaratkan kalimat sepakat
Atas nama bangsa
Esok kita merdeka
Bandung Juli 2021
Peyusunan teks proklamasi lemerdekaan Indonesia di Rumah Laksamana Muda Maeda, Malam tanggal 16 Agustus 1945
PEKIK MERDEKA
Pegangsaan Timur
Kala mentari tersenyum
Antara darah dan tulang
Dari lorong halkum
Ada pekik bahagia
Merdeka
Bebas lepas
Putuskan belenggu
Sakura dipaksa pulang
Tulip pun tertolak datang
Hanya kita
Di sini
Bangkitkan negeri
Bandung, Juli 2021
Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur no 56 Jakarta, 17 Agustus 1945
DEMI IBU PERTIWI
Di kala tuan mengungkap
Setelah pekik terucap
Akar perlu kuat tertancap
Agar tumbuh dengan mantap
Tak lekang oleh masa nan lahap
Tak gugur oleh waktu tertangkap
Demi ibu pertiwi
Kata sepakat perlu didapat
Bandung, Juli 2021
Sidang PPKI 18, 19 dan 22 Agustus 1945 menata dasar pemerintahan Indonesia merdeka
ELANGKU MALANG
Dulu
Elang ingin terbang
Bebas melintas batas
Tanggalkan belenggu
Patahkan sangkar
Arungi cakrawala merdeka
Kemarin
Elang dapat melayang
Bebas lepas
Rantai terburai
Jelajahi alam
Arungi buana
Kini
Elang hanya terlentang
Terjun bebas
Satu sayapnya patah
Hidup dalam kendali
Tak guna harga diri
Elangku malang tetap kusayang
Mantul,memahami sejarah melalui puisi,taburan jempol
SukaSuka
Subhanallah, menyelami sejarah dengan keindahan kata.
SukaSuka