Oleh Kang Enang
Semakin tinggi langkah kuayun. Terpaan hawa dingin mulai menyergap. Menyelinap di antara pori-pori. Jaket berlapis yang kukenakan tak hampir tak kuasa melawan. Jemari pun seakan mulai membeku.
Jalur yang kutempuh semakin rumit. Aku merayap di antara bebatuan di kemiringan 65 derajat. Tangan bertumpu di antara celah batu. Pandangan kupaksa lurus ke depan, tak peduli jurang di kiri kanan yang siap menjemput maut. Tekadku kuat, demi summit kukorbankan semua.
“Ayo, itu puncak tinggal sedikit lagi!” teriakku menyemangati dalam hati. Setengah berlari kuayun kuat langkah ini. Semakin cepat. Tak sabar ingin segera menggapai puncak. Tak sadar kakiku terkait akar. Aku terpelanting dengan keras. Ada rasa sakit tak terhingga. Pandangan terasa gelap. Selang beberapa lama, titik terang mulai muncul. Kubuka mata sedikit demi sedikit. Aku terdiam. Terlihat jelas ranjang, lemari dan pintu itu. Aku terbaring di lantai dengan kepala benjol.
Mimpi ni ye…
SukaSuka
Hahaha…
SukaSuka